Andika Sutoro Putra, Anak Muda Miliarder Saham

Tidak pernah terpikir oleh Andika Sutoro Putra alias Putra untuk menjadi salah satu miliarder muda di Indonesia. Lahir dan dibesarkan dari keluarga sederhana, prestasi anak lelaki kecil di sekolah kurang menonjol.

“Orang tua saya sering dipanggil ke sekolah karena nilai saya rendah. Di sekolah, saya peringkat 37 dari 38 siswa,” kata anak dari pekerja bengkel kecil di Singkawang, Kalimantan Barat.

Tetapi tidak selalu sukses di bidang akademik, kesuksesan juga dalam karier. Buktinya, pria muda kelahiran Singkawang, 13 Juni 1994 ini menemukan jalannya menuju kesuksesan pada usia 14 tahun.

Dimulai dari pengantar ke pemasok Sound Walet CD di Singkawang, Putra mulai merintis penjualan bisnisnya secara online. Dia berhasil mendapatkan ratusan juta rupiah dari penjualan online.

 

Bocah yang saat itu masih remaja itu tidak tertarik menghabiskan uangnya untuk bersenang-senang. Dia sebenarnya sibuk mengambil kelas yang ditawarkan oleh Tung Desem Waringin.

Setelah mendapatkan pengetahuan dari Tung Desem Waringin, ia mulai merintis bisnis barunya di Singkawang dan Jakarta. Dia juga melibatkan kerabat dekat dalam membangun bisnis ini.

Ia membangun berbagai bisnis, mulai dari pakaian, kuliner, interior, garmen hingga properti. Putranya pada waktu itu memiliki proyek properti di Bali, perumahan di Bintaro dan apartemen di Bandung.

Apakah dia berhasil? Dalam dua tahun, banyak bisnis yang dibangunnya gagal. “Saya telah dibodohi dua kali oleh investasi bodoh,” katanya.

Ini tidak menghancurkannya. Anak sebenarnya bangkit dan belajar dari kesalahannya. Salah satu bisnis yang sedang berlangsung adalah berinvestasi di pasar saham.

Putra sendiri bertindak sebagai manajer dana independen. Ia mengelola dana keluarga, kerabat, dan teman. Portofolio yang dikelolanya tumbuh hingga 400 persen. Empat tahun dia mengelola bisnis ini.

 

Memiliki Apartemen di usia muda

Pada usia 18 tahun, Putra sudah memiliki empat apartemen dan sebuah mobil. Ia juga melanjutkan pendidikannya di bidang manajemen, sekolah bisnis, Universitas Pelita Harapan.

Pada usia 18, Putra mulai berinvestasi di real estat. Di bawah Magenta Development, Putra berhasil mengembangkan dan mengelola 22 ruko di Kalimantan Barat. Proyek toko ini bernilai lebih dari Rp. 30 miliar. Tidak hanya pengembangan dan manajemen, ia juga menganalisis investasi properti dan mengelola aset berwujud.

Tidak hanya berhenti di sektor properti, pria yang memiliki hobi kuliner ini mendirikan Pungopang, restoran es krim dan hidangan penutup bergaya Korea di Pantai Indah Kapuk (PIK), Juni 2014. Restoran ini dinamai oleh Tokopedia sebagai 7 yang paling unik Ice Cream Cafe di PIK Must Try

Sekali lagi, Putra terus melakukan bisnis kuliner dengan mendirikan Harvest Moo, sebuah restoran dengan susu sebagai jargonnya di angka Serpong. Pengusaha muda inspirasional ini sekarang sering diundang sebagai motivator dalam berbagai seminar.

Pada awal 2015, Putra dan lima rekannya bergabung dengan perusahaan induk yang terdiversifikasi dengan kepentingan bisnis di berbagai sektor ekonomi, yaitu Global Pacific International (GPI) sebagai perusahaan induk yang mengelola aset di berbagai sektor industri, termasuk pasar modal, real estat, makanan dan minuman dan perdagangan umum.

Ia juga mendirikan Komunitas Richvolution, yang sebelumnya bernama Komunitas Investor Muda Indonesia (KIMI). “Komunitas ini ingin mengubah pola pikir kaum muda sehingga mereka dapat menciptakan pekerjaan ketika mereka lulus dari perguruan tinggi nanti. Mereka tidak berpikir di mana mereka akan bekerja lagi, tetapi bagaimana menciptakan pekerjaan,” katanya.